Sabtu, 30 Maret 2013

Aktif di Atas Kasur


Kasur yang semestinya buat tidur, tiba-tiba pagi sebelum sarapan siap disantap, mengintipnya sudah tak berwajah kasur. Tak layak untuk dipakai tidur.
Pertama-tama Qowiyy mengambil sederetan buku-buku besar kepunyaannya untuk dibaca. Masih terdengarlah dari dapur bagaimana dia menceritakan isi bukunya. Namun, lambat laun suara Qowiyy berubah seperti tukang parkir yang berteriak “terus, terus, maju dikit”. Atau sesekali terdengar dia seperti penumpang angkot yang mau turun sambil berteriak,”Stasiun ya Bang!” Dan semuanya dimainkan di atas kasur. Sampai-sampai tak ada ruang sisa lagi kasur yang bisa dipakai untuk merebahkan badan. Penuh.
“Lho, galonnya mau dibawa ke mana, Mas?”tanya saya di dapur ketika Qowiyy mengambil galon kosong.
“Buat jembatan doang kok!” lagi-lagi dimainkannya di atas kasur bersama buku-buku tadi.
Tak lama berselang setelah suara galon “glondangan” karena terbentur tembok kamar, muncul suara Qowiyy dalam versi lain. Suara orang kegirangan sambil melompat-lompat.
“Lho, kok bukunya diinjak-injak? Ntar rusak gimana?” tanya saya.
“Mas Qowiyy main becek-becekan, Bunda. Bukunya jadi tempat yang becek. Enak lompat-lompat di tempat becekan.”
O,o, tak ada rotan akar pun jadi. Tak ada tanah becek di luar yang bisa dia mainkan dengan kakinya, gantinya adalah buku yang diinjak-injak. Untung belum berbuah kerusakan.
“Ini Bunda masak apa?” sapa Qowiyy di dapur setelah puas bermain di kasur.
“Buat sayur dan goreng lauk,” jawab saya sambil melirik tingkah Qowiyy yang sudah memboyong botol kecap dan teman-temannya (botol saus sambal, suas tomat, merica bubuk, dsb) ke atas kasur lalu dia menumpuk-numpuk botol-botol tersebut. Terkadang ditatanya berbaris dari yang paling tinggi ke yang paling rendah.
Lihat! Betapa aktif dan mandirinya seorang balita. Selesai menuntaskan satu kegiatan bermain dia pun masih mempunyai stok kegiatan lain yang mengasyikkan untuk dia nikmati. Apa yang ada di rumah bisa dijadikannya inspirasi untuk bermain. Ini masih pagi hari jelang sarapan, belum seharian penuh. Bisa dibayangkan betapa aktif luar biasanya seorang anak dalam sehari. Seolah tak ada lelah yang dirasa. Semua organ tubuh tak ada yang diam. Mulai dari penglihatan, kaki, tangan, dan yang terpenting adalah otak.
Aktif dan mandiri, hanya berlaku untuk anak yang sehat saja. Ketika anak sakit, mata hanya memandang wajah yang sayu penuh manja, merengek bahkan menangis karena ketidaknyamanan yang dirasa. Alih-alih mandiri, yang ada malah menyebabkan orang tua khususnya sang ibu tak bisa bergerak ke mana-mana. Nempel terus. Maka, agar anak tetap aktif, adanya suplemen seperti vitamin Seven Seas bisa membantu orang tua untuk tetap menjaga tubuh anaknya fit. Sehingga keaktifannya bergerak dan mengeksplorasi tak mendapat halangan yang berarti.
Ngobrol tentang otak tak akan lepas dari yang namanya DHA.  Penelitian sudah banyak membuktikan bahwa salah satu asam lemak omega-3 ini sangat berpengaruh pada perkembangan otak, selain juga mempertajam penglihatan. Untuk anak seusia Qowiyy dibutuhkan sehari minimal 200 mg DHA yang bisa didapatkan dari makanan kaya zat tersebut atau dengan memberinya vitamin. Salah satu vitamin yang pas buat anak adalah vitamin Seven Seas karena kandungan DHA nya per sajian 10 ml saja sebanyak 224 mg.
Anak aktif dan mandiri? Anak saya bisa. Anak Anda? Tentunya pun sama.

Tulisan ini diikutkan dalam kontes blog “Moms and Baby’s Diary”

Adjie Silarus, Sang Meditator Ulung


Mudah! Kata ini yang paling tepat untuk mewakili bagaimana aplikasi teknik sejenak hening-nya Adjie Silarus. Kemudahannya dari durasi waktu yang dibutuhnya yaitu cukup satu menit. Konsentrasi dan rasakan keheningan dalam jangka waktu tersebut. Kemudahan teknik ini pun bisa dilakukan kapan saja, tak terikat oleh momen-momen spesial. Sebelum berangkat kerja, sebelum istirahat, atau ketika jelang akan pulang kerja. Perasaan damai dan tenang selepas melakukan teknik sejenak hening ketika sore hari jelang pulang kerja akan mampu menanggalkan rasa stres akibat beban kerja yang menumpuk seharian.
Hal tersebut sangat seiring memang dengan manfaat meditasi itu sendiri yang dikenal mampu mengusir stres, membeningkan pikiran, hingga rasa bahagia bisa dirasakan. Meditasi sangat cocok bila dilakukan oleh pekerja atau karyawan yang seharian bekerja disesaki oleh kesibukan. Wajar, jika akhirnya Adjie Silarus sering diundang untuk memberikan pelatihan ini kepada karyawan perusahaan besar. Hasilnya, para karyawan lebih segar dan produktif dibandingkan sebelumnya.
Profesi Adjie Silarus sebagai meditator sangat pas dibutuhkan untuk manusia zaman ini dengan kepadatan aktivitasnya. Adjie Silarus sendiri mempelajari bidang One Moment Meditation selama setahun. Apa yang sudah didapatkannya, dia gabungkan dengan teknik Meditative Mind dan teknik Mindfulness untuk bisa lebih efektif melayani kliennya. Lebih fleksibel karena bisa disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Berkolaborasi dengan PersonalBranding Agency, Indscript Creative, Adjie Silarus terus menyebarkan pengetahuan dan pengalamannya dalam dunia meditasi melalui pelatihan, seminar, konsultasi, atau lewat jejaring sosial Facebook dengan nama “Adjie Silarus Meditator” dan Twitter @AdjieSilarus. Silakan bertegur sapa, konsultasi teknik sejenak hening dengannya. Bisa juga Anda langsung menghubungi Manajemen Adjie Silarus untuk mengundang beliau ke perusahaan Anda. Tunggu apa lagi! Hubungi dan tentukan hari dan tanggal pertemuannya!

Rabu, 27 Maret 2013

Ayahku Seorang PNS


 “Tasnya nggak ada, laptop nggak ada,” batin saya sekaligus saya bisa menebak ke mana suami saya pergi. Saya telepon tidak diangkat, saya SMS tidak dijawab, lebih dari 2 jam. Dan terpaksa sore harinya saya boyong kedua anak saya untuk ikut rapat bersama saya. Sambil menunggu teman, saya bertanya kepada Qowiyy, si sulung.
Sepekan kemarin plus hari Minggu betapa ketidakhadiran suami membuat saya merasa lelah yang bertambah. Ada 2 anak yang harus saya perhatikan setiap harinya. Ingin sekali saya nikmati. Namun, ada mengganjal di hati. Hari Sabtu, betapa senang saya rasakan, saya mengaji di sebuah tempat tanpa gangguan anak-anak. Suami yang baru saja pulang dari dinas luar kota bersedia merawat dua buah hati saya. Hari Minggu pun masih sempat mengajak kami keliling kota meski sebentar. Dan siangnya, ketika saya bangun tidur, anak-anak masih terlelap juga, tak saya jumpai suami saya.
 “Mas, suka tidak jika ayah sering pulang malam?”
“Nggak suka!” jawabnya singkat.
“Kenapa?”
“Mas Qowiyy nggak bisa main. Ayah pulang, Mas Qowiyy dah bobok.”
Saya langsung menangis. Tak menyangka Qowiyy akan menjawab begini. Tapi bagaimana lagi, nasib keluarga saya memang begini. Lembur dadakan sering melanda suami. Lagi asyik-asyik bercanda menikmati hari libur, si Bos tiba-tiba menelepon untuk segera anu dan anu. Sudah siap-siap untuk pulang kerja ada permintaan mendadak untuk diselesaikan juga.
“Sabar ya, Nak!” tangis saya masih meleleh. Dan si kecil kembali bermain meski tiada teman baginya sampai kantuk menyerang lepas senja. Isya datang, dia sudah terlelap. Dan sang ayah belum juga datang.
Ayah, adalah sosok lain yang menjadi centre of interest anak. Apalagi bagi seorang anak laki-laki. Dia belajar kekuatan dari seorang ayah, dia memaknai definisi keberanian juga dari seorang ayah. Pas-nya begitu. Tepatnya demikian. Lima hari ini Qowiyy kehilangan.
Syukurlah, masih sanggup saya menahan air mata kesedihan itu. Beruntung, meski dalam sempitnya waktu, suami selalu menggunakannya untuk anak-anak. Lima hari yang hilang bisa segera tergantikan di hari berikutnya. Hanya berharap Qowiyy bisa mengerti, begitulah pekerjaan ayahnya. Seorang PNS alias Pegawai Non Stop. Juga berharap Qowiyy tetap merasakan lezatnya pertemuan bermain dengan ayahnya meski itu hanya sebentar. Semoga cukup sepekan saja!

Minggu, 24 Maret 2013

Ibu-ibu Doyan Matematika


Kira-kira jika saya membuka grup bernama “Ibu-ibu Doyan Matematika” ada yang tertarik tidak ya untuk bergabung di dalamnya? Entahlah, namun saya ingin berbicara bahwa ibu-ibu rumah tangga harus melek matematika. Jangan sampai kejadiannya seperti ini.

Mau Ke mana Lagi?


Apa yang Anda bayangkan tentang gambar di bawah ini? 

Ya, saya yakin sebagian besar Anda akan menjawab “kereta api”. Begitulah Qowiyy. Jika ditanya,”Hari ini mau ke mana Mas Qowiyy?”, jawabnya pasti,”Ke stasiun saja, naik kereta api.” Namun, meski terkadang tidak naik kereta api, lihat kendaraan panjang ini di stasiun saja sudah membuatnya betah, bahkan tak mau pulang. Sesampainya di rumah, lagi-lagi gambar di atas adalah imajinasinya tentang kereta api. Yang panjang-lah, belok-lah, warna merah-lah, dsb. Qowiyy oh Qowiyy, bundanya sudah keringatan dingin mendekam dekat rel di stasiun, matanya tak kedip-kedip menonton kereta api.
Si kecil minta jalan-jalan itu hal biasa. Kita sebagai orang tua memang harus menyediakan waktu untuk melakukan aktivitas ini bersama jagoan kita. Anak tak pernah meminta banyak, yang dia butuhkan hanyalah perhatian orang tuanya. Maka, apa susahnya berjalan kaki ke stasiun hanya untuk menemaninya melihat kereta api. Toh hasilnya imajinasi anak berkembang dengan luar biasa.
Persiapan jalan-jalan seperti apa yang harus diperhatikan? Tentu hal ini sangat tergantung dengan kondisi anak. Qowiyy anaknya mudah sekali lapar, maka ketika dia minta jalan-jalan yang selalu saya sediakan adalah kue yang sehat dan bergizi, seperti ubi rebus, pisang. Dan tentu saja dengan sebotol air putih. Jalan-jalan sangat menguras energi dan bisa menimbulkan dehidrasi. Maka air minum adalah solusinya.
Tapi persiapan jalan-jalan bagi Qowiyy lagi. Jika sudah jelas bahwa tujuannya adalah ke stasiun maka yang pertama kali terlontar adalah,”Ayah sudah beli tiket belum? Ntar nggak bisa naik lho!” Kami hanya cengar cengir. Bagaimana tidak? Kan hanya melihat saja, bukan untuk naik. Namun, sekali-kali kami memenuhi permintaan Qowiyy pulang pergi ke stasiun berikutnya agar hati Qowiyy bahagia. Qowiyy juga sering mengingatkan saya dan ayahnya dengan pertanyaan seperti ini,”Ke stasiunnya naik angkot nggak? Jalan kaki nggak?” Paling tidak, pertanyaan ini memberikan sinyal pada saya untuk menyiapkan uang pas untuk bayar angkot atau meminta Qowiyy untuk menyiapkan sandal yang pas untuk berjalan kaki.
Jalan-jalan atau tamasya memang sangat menyenangkan. Kekuatan tubuh sangat dibutuhkan di sana. Selain makanan sehari-hari, keberadaan vitamin seperti vitamin Sevenseas bisa membantu untuk mensuplainya. Apalagi untuk anak kecil yang rawan sakit setelah pergi jalan-jalan.
“Nah, mau ke mana lagi selanjutnya kamu, Nak?” saya bertanya untuk episode jalan-jalan selanjutnya.

Tulisan ini diikutkan dalam Kontes Blog "Moms and Baby's Diary"

Kamis, 21 Maret 2013

Mengubah Diri untuk Dunia Lebih Baik


Dunia sepertinya selalu saja bersedih. Banjir melanda ibukota negeri ini sejak Desember 2102 lalu, korupsi seolah tak pernah absen dari berita media massa, anak-anak yang mestinya menikmati bangku sekolah justru semakin banyak berkeliaran di jalanan mengais rejeki, ibu-ibu rumah tangga yang mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pokok, dan masih banyak lagi kejadian yang terkadang membuat pilu hati, menghenyakkan segala sisi batin ini. Ada apa ini? Apa masalahnya? Bagaimana bisa merubah keadaan menjadi baik-baik saja?

Rabu, 20 Maret 2013

Baterai


Ingat kata ini, jadi ingat anak saya Qowiyy sedang membuka brosur Indomart yang banyak terdapat gambar barang-barang dengan harga yang miring karena sudah didiskon. Lalu dia menunjuk sebuah benda sambil berkata,”Ini baterai, Bunda.” Belum saya mengiyakan jawabannya yang benar, Qowiyy sudah berkata lagi,”Baterainya buat cas hp sama laptop. Kan udah merah, habis baterainya.” Saya tertawa renyah mendengar lugunya jawaban itu. Baterai yang dibicarakannya adalah baterai “Alkaline”.
“Mas, hp dan laptop yang habis baterainya memang harus dicas, tapi bukan pakai baterai yang ada di gambar itu.”
“Iya, ya,” jawabnya singkat.
Maklum, selama ini Qowiyy belum tahu bahwa baterai HP dan laptop bentuknya seperti apa. Tak masalah. Dari peristiwa ini ada pelajaran berharga tentang anak di usia keemasannya. Segala informasi yang didapatnya dia serap tanpa harus berkata,”Bunda, aku simpan dan ingat ya kata-kata bunda.” Tidak! Lagi-lagi tidak! Bahkan sambil bermain sekalipun tanpa menghadap wajah sang ibu, anak sangat mungkin merekam apa yang didengarnya.
Anak juga memiliki kecerdasan yang tinggi. Informasi yang sudah tersimpan dalam memori otaknya akan sangat mudah disambungkan dengan informasi lainnya meski terkadang salah karena dalam proses penyambungannya masih diperlukan informasi lain yang belum diketahuinya. Seperti kasus baterai tadi. Qowiyy tahu HP dan laptop yang habis baterainya harus dicas lagi agar bisa kembali menyala. Dia juga tahu bahwa gambar yang terdapat dalam brosur Indomart adalah gambar baterai, tapi Qowiyy belum tahu bahwa baterai HP atau laptop berbeda dengan baterai yang dilihatnya. Informasi yang berhasil disambungnya masuk akal tapi belum tepat.
Maka, tetaplah bersikap bijak. Tetap acungkan jempol karena daya nalar dan logika bekerja dengan baik berdasar informasi yang sudah dia punya. Lalu bumbui dengan informasi baru, jelaskan, dan biarkan untuk selanjutnya otak anak merekam dan mencari informasi lainnya untuk disambungkan kembali. Dan bersiap-siaplah sesuatu yang mengejutkan akan membuat bibir tersenyum lagi.
Anak kecil memang terlihat polos. Sampai ada anggapan mereka takkan pernah mengerti apa yang ada di sekitarnya. Padahal faktanya, anak itu kebalikannya. Acap kali anak tiba-tiba bertanya tentang sesuatu yang orang tua sendiri bingung bagaimana harus menjawabnya. Atau keceplosan kalimat pernyataan yang belum pernah orang tuanya mendengarnya.
Maka, mari berkaca dari kisah baterai ini! Tugas anak bereksplorasi, tugas orang tuanya adalah menjejali informasi.  

Minggu, 17 Maret 2013

Ternyata, Aku Makin Cinta


“Wall saya jadi tersisih. Kalah sama IIDN,”komentar saya ketika mbak Indari Mastuti, penggagas IIDN bertanya dalam statusnya tentang bagaimana perasaan anggotanya yang sekarang sudah mencapai lebih 6.000 setelah bergabung dengan grup IIDN.
Saya lupa kapan tepatnya bergabung dengan IIDN. Yang aku ingat semangatku menulis kembali merekah setelah aku mengeklik tulisan “join this group”  FB IIDN. Naskah buku yang mestinya kelar selama saya hamil anak kedua jadi tertunda karena malas duduk di depan laptop ketika usia kehamilan memasuki 8 bulan. Naskah buku pun terbengkalai, padahal sudah mencapai 77 halaman. Setelah melahirkan pun sampai pertengahan bulan Desember 2012 saya masih enggan untuk menulis. Hingga akhirnya saya pun membaca tulisan tentang IIDN di Majalah Tarbawi. Antusias saya kembali tersulut untuk menulis. Sampai tanggal 9 Januari 2013 saya sudah melengkapi naskah buku saya tadi menjadi 120 hal. Setiap hari saya menulis 5 halaman.
“Send,” begitu yahoomail dan gmail menjawab proses saya mengirim naskah buku ke agensi naskah Indscript yang dipimpin oleh guru yang luar biasa, mbak Indari Mastuti (entah kenapa saya suka banget memanggil beliau dengan “mbak”). Memang, sampai sekarang belum ada kabar tentang bagaimana nasib naskah buku saya tadi. Pihak Indscript menjawab akan berusaha mengajukannya ke penerbit atau ditawarkan menjadi e-book saja dan meminta saya menunggu hasilnya sampai akhir Maret 2013. Meski deg-deg an, namun saya berusaha menikmati proses yang berjalan.
Ya, dengan tetap menulis tentunya. Setiap hari. Dengan menjelajahi wall IIDN setiap saat. Ada banyak jejak ilmu yang bisa diserap dari grup ini. Mulai dari menyimak tulisan emak-emak keren, mengamati foto-foto tulisan yang berhasil menembus media, sampai akhirnya saya berpapasan dengan kuisnya mbak Nunu El-fasa, duta buku IIDN sekaligus Korwil IIDN Jawa Timur. Pertama kali ikut saya langsung menang. Saat itu tentang “Ma, pemerkosaan itu apa?”. Di kuis berikutnya saya pun menang kembali. Saat itu mbak Nunu bertanya tentang pengalaman ibu-ibu mengajarkan agama anaknya semenjak kecil. Kuis kamisan ini memang menarik, unik, dan kreatif. Rugi jika dilewatkan karena dengan kuis tersebut ada proses menulis yang selalu diasah. Saya sudah 3 kali menang. Hadiahnya pun menawan.
Ehm, selanjutnya ini yang tak kalah seru untuk diungkapkan. Lygia Pecanduhujan. Markom IIDN ini orang kedua yang membuat saya penasaran. “Nama kok aneh? Pecanduhujan?” tanya saya dalam hati. Langsung deh meluncur ngublek-ublek (ini bahasa jawa, bahasa Indonesianya “obrak abrik”) FB nya perempuan hebat ini. Hebat? Ya, nampak sekali dari antusiasnya menjawab setiap komentar tentang status apapun yang beliau posting. Ketika pelatihan Writerpreneur I pun demikian. Sampai jam 2 dini hari masih melayani saya menjawab pertanyaan karena ketika kelas dimulai saya tak bisa ikut full. Dengan sepenuh hati untuk sebuah dedikasi yang luar biasa.
IIDN, tak salah bergabung dengan komunitas ini. Anggota-anggotanya saling memberi support dalam segala hal. Tak ada yang pelit ilmu, semua ditularkan. Mau tanya apa saja pasti ada yang membantu menjawab. Adanya kelas-kelas yang terjadwal dengan pemandu yang hebat makin mempercantik grup ini. Bayangkan saja, setiap kali kelas dibuka, komentar anggotanya yang nimbrung belajar bisa sampai lebih dari 30. Saya menemukan banyak inspirasi menulis dari kelas-kelas yang dibuka IIDN. Marital dan Parenting Class nya mbak AfinMurtiningsih, kelas Parenting nya mbak Noor Ruly Abyz Wigati, kelas bedah rumahnya mbak Dewi Laily Purnamasari, EYD Class with mbak Anna Farida, kelas nge-blog nya mbak Lita Alifah, dsb (maaf nih nggak bisa sebut satu-satu, ini nulisnya sambil nungguin si sulung sakit dan barusan muntah-muntah). Pokoknya “top markotop” deh.
Yang saya suka dari IIDN adalah semburan energi untuk anggotanya agar terus maju berproses menjadi seorang penulis. Sekali lagi, proses. Adapun hasil takkan pernah didapat jika tak ada proses untuk mendapatkannya. Ini yang paling saya rasakan ketika mengikuti pelatihan Writerpreneur I. “Tugas dikumpulkan ya pukul 15.00. Mind mapping dan daftar isi, judulnya “Beautiful Mom”,” mbak Indari Mastuti menulis status. Kira-kira begitu intinya. Ya Allah, bagaimana ini? Saya kan harus pergi sekarang (saat itu waktu menunjukkan pukul 14.00). Saya beranikan ijin untuk mengumpulkan setelah ba’da isya. Ternyata listrik padam, anak sulung saya juga lagi demam, suami lagi dinas luar kota. Terpaksa, membuat mind mapping dan daftar isi dalam keremangan lampu senter dari HP. Tapi akhirnya selesai juga. Terlambat memang, tapi inilah proses.
Adanya lomba menulis kerjasama dengan Anmum dan IIDN juga membuat saya aktif lagi menulis blog. Padahal sebelumnya sejak tahun 2010 saya sudah punya 2 blog, namun saking tak pernah ditengok, akhirnya lupa password untuk masuk kembali ke sana. Daripada pusing membuka, akhirnya saya membuat blog baru. Saya menulis, menulis, dan menulis kembali. Beberapa lomba diikuti meski belum ada yang menang sampai kini. Tapi sudah dibaca orang itu sudah kenikmatan tersendiri. Siapa tahu ada yang terinspirasi.
Saya makin cinta. Sama siapa? Sama IIDN lah. IIDN membuat saya bisa menjalani proses untuk menjadi penulis (hiks,belum apa-apa sudah PEDE bilang saya seorang penulis..nggak apa-apalah, kan konsep diri harus positif). Menulis apa saja. Saya juga makin cinta sama teman-teman seperjuangan di rumah ini. Mbak Diah Kusumastuti yang tak pernah berhenti belajar pula, mbak Nunung Nurlaela (karena tulisanmu masuk majalah Ummi membuatku nulis dan kirim kembali ke majalah ini, padahal sebelumnya sudah lebih dari 5 kali saya ngirim belum ada yang nyantol), mbak Candra Nila Murti Dewojati (meski aku jarang menyapa dirimu, tapi aku penggemar bukumu lho yang diposting mbak Nunu), mbak Arin Murtiyarini (duh aku ngefans banget ma gaya penulisanmu) dan yang lainnya. Maaf, tak sanggup rasanya menuliskan nama teman-teman sebanyak 6.000. I love you all.
Ups, ada yang ketinggalan. Tentang IIDN Jabodetabek. Saya bergabung dengan grup ini pula, tapi maaf, belum sempat nih nengokin sampai mata melotot tak kedip-kedip nih. Ayo, kapan ketemuan?
Terakhir, izinkan saya bernyanyi. Lagunya mbak Vina Panduwinata, tapi saya ubah sedikit liriknya.
Ternyata, aku makin cinta
Cinta sama kamu
Kamu yang selalu, yang kucinta
(catatan=kamu di situ maksudnya IIDN ya..)





Tulisan ini diikutkan dalam kuis IIDN yang dipandu oleh mbak Nunu El-fasa.

Jumat, 15 Maret 2013

Adjie Silarus Tawarkan Sejenak Hening

Anda yang lagi diselimuti masalah dan ingin bermeditasi, sekarang silakan ambil telepon Anda, lalu hubungi Manajemen Adjie Silarus ke 081802550247 / 087738244701, dan pin BB : 268ED6C1 untuk mendapatkan layanan pelatihan, seminar, atau jasa konsultasi meditasi. Atau silakan kirim email ke me@AdjieSilarus.com untuk informasi lebih lanjut.
Ya, Adjie Silarus rupanya telah memikat banyak pihak dengan sejenak hening dalam meditasinya. Termasuk PT Gapura Angkasa, Adaro Indonesia, Perusahaan Gas Negara, Kaltim Prima Coal, Petrochina, Indosat M2, dan korporasi lainnya telah menikmatinya pelatihan meditasi yang dipandunya. Mereka terkesan karena pelatihannya disampaikan juga dengan bahasa yang empuk, menghibur, santai, dan jauh dari kesan kaku. Sangat akrab. Mau privat juga bisa. Apalagi jika itu menyangkut masalah rumah tangga. Adjie Silarus akan mengajak kliennya untuk menguasai dan menerapkan teknik meditasi yang mudah untuk dilakukan kapan saja.
Bagaimanakah teknik meditasi yang menjadi keunggulan Adjie Silarus? Kenalkan, ini dia teknik Sejenak Hening yang sudah didalami Adjie selama setahun. Melalui teknik ini, anda akan diajak untuk bagaimana menghargai dan menghayati apa yang disebut dengan “saat ini”, “momen ini”, “detik ini”, “hari ini”. Betapa kebahagiaan sebenarnya memang banyak terjadi selama satu hari kehidupan. Momen-momen positif seperti senyum merekahnya ibu melihat anaknya lahap makan, suami yang terpesona dengan kecantikan istri, tukang becak yang mendapatkan penumpang, atau bahkan seorang pemilik toko yang semangat melihat keberhasilan usahanya. Namun, roda kehidupan senantiasa berputar. Terkadang, sang anak ogah menyentuh makanan yang telah dibuatkan ibunya, istri mulai menyebalkan suami, tukang becak sepi penumpang, atau toko gulung tikar. Dimana momen negatif ini membawa kejutan yang membuat shock seseorang. Seolah perahu karam di tengah lautan.
Jangan khawatir! Adjie Silarus, salah satu dari 5 ahli meditasi Indonesia selain Reza Gunawan, Adi W. Gunawan, Merta Arda, dan Gerald Lim, menyodorkan teknik Sejenak Hening untuk mentransformasikan setiap momen menjadi sumber kekuatan dan kedamaian. Selintas waktu dalam meditasi berkhasiat untuk menumbangkan dampak negatif dari sebuah peristiwa, sehingga yang terjadi hanyalah kekuatan positif untuk terus menjalani kehidupan. Ada persepsi berbeda bagaimana seorang yang melakukan meditasi terhadap momen-momen yang menimpa. Persepsi positif tentunya.
“Ilmu yang luar biasa top..Top banget, asyik, dan tak ada duanya!” kata seorang peserta pelatihan meditasi Adjie Silarus dari PT Gapura Angkasa. Terbukti bukan bahwa teknik Sejenak Hening dalam meditasi yang dikenalkan Adjie Silarus memang sangat membawa manfaat dalam manajemen diri selain mampu menyeimbangkan pikiran dan kesehatan.
Tentu saja, Indscript Creative dengan programnya Personal Branding Agency sangat mendukung teknik meditasinya Adjie Silarus untuk lebih bisa dirasakan banyak orang. Tak ada ruginya, karena kini meditasi sudah menjadi gaya hidup masyarakat modern. Segera hubungi nomor kontak Manajemen Adjie Silarus, lalu rasakan bahwa dengan Sejenak Hening-nya ada kelezatan hidup yang akan Anda alami.

Senin, 11 Maret 2013

Lygia Pecanduhujan:Inspirasi Para Perempuan


Menginspirasi. Inilah kata yang tepat untuk melukiskan penulis asal Bandung ini. Perempuan penuh senyum kelahiran 1977 yang selalu menunjukkan dedikasinya sebagai ibu bagi ketiga anaknya meski gelar single parents telah disandangnya. Pernah berprofesi sebagai jurnalis tahun 2009 dan kini menggawangi Markom IIDN serta PR Manager Indscript. Kesenangannya pada menulis bisa dilihat dari beberapa buku yang sudah ditelurkannya, salah satunya berjudul Storycake for Ramadhan. Sifatnya yang pelupa, operasi gigi yang pernah dialaminya pun tak luput dituliskannya dalam status di facebook-nya. Lagi, tulisannya selalu mengalirkan inspirasi. Kepiawaiannya menulis dan berkomunikasi membuat perempuan pecinta “Cengek Domba” ini pun tak pernah sepi diundang menjadi seorang public speaker.
Teh Lygia Pecanduhujan, begitu dia akrab dipanggil, juga berhati lembut. Aktivitas sosialnya menyalurkan zakat/infak kepada kaum papa, membuktikan bahwa perempuan ini senantiasa ingat untuk tetap berbagi. Apa saja, membagikan ilmu ketika kelas Writerpreneur IIDN diadakan, termasuk di dalamnya mengajari ibu-ibu untuk nge-blog

Teh Gia tetap aktif meski membawa anak

Duh senyumnya, benar-benar!

Buku karya Teh Gia

Buku karya Teh Gia dkk

Kerudung ungu semakin membuatnya cantik
 Tulisan ini diikutkan dalam kuis pekanan IIDN yang diketuai Mbak Nunu El-fasa. 

Sabtu, 09 Maret 2013

Jejak Cinta


“Nak, jadilah engkau duta Islam sebagaimana Mush’ab bin Umair yang senantiasa mengajak manusia ke dalam Islam. Jadilah engkau duta ekonomi sebagaimana Abdurrahman bin Auf yang sukses berdagang dan menyumbangkan hasilnya untuk dakwah Islam.” Ini ada sepenggal kalimat seorang ibu yang menuliskan pesannya di diary anaknya ketika menjenguk sang buah hati di Pondok Pesantren Gontor. Dan pesan-pesan seperti ini senantiasa beliau tuliskan setiap kali ke sana.

Gampang Kok untuk Cerdas!


“Ayo tangkap, Mas Qowiyy!” saya menyemangati anak saya yang sedang berjuang menangkap ikan ketika minggu  pagi di gelaran pasar kaget.
Qowiyy pun berusaha semaksimal mungkin untuk menangkap ikan. Namun, sebelum permainan dimulai saya dan suami sudah berpesan,”Mas, jika ikannya tertangkap, segera dilepaskan kembali ya! Kasihan, dia juga pingin hidup. Bisa makan, bisa minum, sama kayak Mas Qowiyy.”
Ya, itu salah satu permainan yang saya gunakan dalam rangka stimulasi kecerdasan anak. Tangkap ikan kecil di kolam buatan. Kebetulan saat itu di pasar kaget, namun pernah juga saya dan suami sengaja membeli ikan kecil lalu mengajak Qowiyy menangkapnya di rumah setelah memasukkan ikan-ikan tersebut ke dalam bak. Kecerdasan apa yang terasah dalam kegiatan ini? Diantaranya kecerdasan visual dimana mata anak harus jeli mengamati kemana ikan berenang dan di saat yang tepat bisa ditangkap. Tak cukup itu. Ketika Qowiyy mengembalikan ikan yang sudah tertangkap kembali ke air, maka kecerdasan natural anak juga terasah. Anak menjadi paham bahwa ikan makhluk hidup yang sama seperti dirinya. Ada empati yang ditumbuhkan agar anak bisa akrab dengan lingkungannya, tidak menyakitinya. Menangkap ikan juga membutuhkan kesabaran dan kegigihan sehingga kegiatan ini sekaligus bisa merangsang kecerdasan emosional dan adversity quotient anak.

"Lepaskan lagi ya, Nak! Dia juga butuh hidup."

Selain itu, ada beberapa permainan juga yang biasa saya/suami mainkan bersama Qowiyy.
  • Mencuci sepeda

Air merupakan media bermain yang sangat disukai Qowiyy. Berlama-lama dengan air pun dia betah. Termasuk ketika mencuci sepedanya sendiri, Qowiyy senang sekali. Dengan kegiatan seperti ini kecerdasan anak bisa distimulus. Ada kecerdasan body kinestetik, dimana kecerdasan ini nampak dari gerakan-gerakan tangan anak mengelap sepedanya dengan kain yang sudah dibasahi air serta mengambil gayung berisikan air  untuk disiramkan ke sepeda. Pun, kecerdasan natural dengan tetap mengingatkan Qowiyy untuk menggunakan air secukupnya saja.

"Bersih-bersih sepeda!"
  •  Lagu tanpa lirik

Bisa dengan bergumam atau menyalakan laptop dan memilih perangkat winamp untuk menyetel file lagu anak yang tak ada liriknya. Dengan permainan ini, daya konsentrasi anak akan dituntut untuk menyimak dengan seksama nada lagunya, lalu Qowiyy menyebutkan judul lagunya. Saya tentu saja memulai dari lagu yang paling disukai Qowiyy, dalam hal ini adalah “Naik Kereta Api” agar dia bersemangat untuk terus melanjutkan permainan. Kecerdasan musikal Qowiyy bisa ditingkatkan melalui aktivitas permainan ini.
  • “Kok hilang sih?”

Meski Qowiyy anak laki-laki, namun tak kemudian menjadikan saya tidak mengajaknya untuk memasak bersama. Ingat! Koki di hotel berbintang kebanyakan laki-laki juga, bukan? Maka, memasak menjadi andalan saya untuk melejitkan kecerdasan anak. Qowiyy sudah tahu mengapa gula dan garam bisa hilang alias larut di dalam kuah sayur yang sedang dimasak. Dia juga mengerti mengapa telur jika digoreng/direbus bisa berubah bentuknya dari telur awalnya. Atau ketika membuat puding kesukaannya yang awalnya hanya serbuk terus berubah menjadi kenyal. Bahkan, Qowiyy jadi tahu mengapa ikan yang dimasak tak lagi bisa berenang. Kecerdasan logika matematika bisa ditingkatkan melalui kegiatan memasak ini. Ingat, matematika tak hanya melulu dengan angka.
"Aku sedang buat puding nih!"

Qowiyy juga terbiasa membantu saya mengambilkan beberapa bahan makanan untuk dimasak. “Mas, tolong ambilkan 2 tomat dong!” Qowiyy mengambilnya meski terkadang benar dan terkadang salah tentang konsep 2 nya. Namun, lambat laun aktivitas ini juga akan mampu mengasah kecerdasan logika matematikanya.
  • Asyiknya bercerita

“Mas Qowiyy tadi dari mana?”
“Dari Rumah Pelangi. Tadi Nindya nangis kuenya direbut. Shafa main tumpuk-tumpuk. Nggak mau main sama Mirza, kemarin Qowiyy dipukul. Tadi aku main plrorotan ma ayunan di sana. Hanin nggak ada ya?” celoteh anak saya sesampainya di rumah.
Saya yang mendengarkan tersenyum, betapa dia mengingat semuanya, padahal saya hanya bertanya sedikit. Kecerdasan linguistik Qowiyy nampak di sini. Dia pun bisa bercerita tentang buku yang dibacanya atau gambar dari sebuah brosur yang berisi gambar benda-benda, namun dengan bahasanya yang lugu. Qowiyy bisa mengulasnya. Kuncinya adalah keterbukaan.
Dari jawaban Qowiyy di atas nampak bahwa kecerdasan body kinestetiknya juga saya latih dengan mengajaknya bermain plorotan dan ayunan. Pun dia bermain dengan teman-temannya di Rumah Pelangi secara tak langsung mengasah kecerdasan interpersonalnya.

"Ini gambar baterai, Bunda. Buat nge-ces HP ama laptop!"
Belajar mengoles roti bersama teman-teman

  • Silakan dipilih!

“Bunda, itu ngapain?” jari telunjuk Qowiyy mengarah pada tukang penjual makanan arum manis.
“Bapak itu jualan agar dapat uang biar bisa makan anaknya. Tuh lihat anaknya juga membantu jualan,” jawab saya.
“Kayak ayah Mas Qowiyy ya kerja?”
“Iya, tapi ayah lebih beruntung, tanpa dibantu Mas Qowiyy ayah diberi kemudahan sama Allah untuk mendapatkan uang. Mas Qowiyy kalau dah besar pingin kerja apa? Kayak bapak penjual itu apa kayak ayah?”
“Kerja di kantor ja kayak ayah,” jawabnya polos.
“Kenapa?”
“Bisa naik kereta api.”
“Oh ya, Allah suka anak yang bantu bapak penjual tadi lho? Karena dia berbakti sama orang tua. Kalau dibilangin nurut. Anak yang begitu masuk surga. Qowiyy mau ke surga atau neraka?”
“Nggak mau ke neraka. Panas!” jawabnya.
Memilih membutuhkan akal dan hati untuk memutuskannya. Cerdas diri diasah di sini. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, pasti ada alasannya. Dan Qowiyy berusaha mengungkapkan alasan pilihannya. Semakin terus diberi pilihan dalam hidupnya, kecerdasan intrapersonal anak akan semakin melejit.

Mudah, bukan agar anak bisa cerdas? Tak harus memerlukan media yang mahal. Kegiatan sehari-hari bisa menjadi arena permainan yang mengasyikkan untuk anak sekaligus untuk mengasah kecerdasannya.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Moms dan Baby's Diary


Senin, 04 Maret 2013

Ini Resepnya:Bahagia dengan Memaafkan Masa Lalu

Sudahkah Anda bermeditasi hari ini? Bagi Anda yang merasa kalut, menderita kesedihan yang mendalam, serta terikat dengan trauma tanpa berkesudahan, kini saatnya Anda memulai untuk duduk tenang, pejamkan mata, hirup udara perlahan-lahan dengan keteraturan yang sama, dan biarkan Anda rileks, fokus pada pikiran Anda. Bahwa Anda ingin bahagia. Ya, kebahagiaan ingin sekali Anda raih dengan cara mengendalikan pikiran Anda.
Kata kuncinya memang hanya satu:maafkanlah! Siapa yang harus dimaafkan? Tentu saja masa lalu suram Anda. Secara hakikat, masa lalu bukan penentu masa depan Anda. Kesuraman yang Anda alami di masa lalu juga bukan menjadi penyebab utama ketidakbahagiaan Anda di masa kini dan masa depan. Bahagia bisa diusahakan. Bahagia adalah sebuah pilihan. Ya, karena Anda memang memilih untuk bahagia!
Bahagia bukan warisan masa lalu, meskipun masa lalu Anda bisa jadi memang cemerlang. Kesuksesan masa depan juga bukan ditentukan oleh kemenangan di masa lalu, namun semuanya bisa terjadi karena Anda memiliki kekuatan untuk memberikan ampunan kepada masa lalu. Biarkan dia terjadi karena memang sudah terjadi. Syukuri saja dan langkah selanjutnya pilihlah untuk hidup bahagia.
Bahagia tak ada syaratnya. Kebanyakan orang memang berpendapat bahwa rumah tangga yang harmonis karena sebelumnya memang tak pernah ada kecekcokan di dalamnya. Jamak juga mengatakan bahwa pebisnis yang sukses adalah orang yang sejak awal memulai bisnisnya mulus-mulus saja. Bukan, bukan seperti itu. Adjie Silarus mempunyai pandangan yang berbeda. Bahagia adalah ketika Anda bisa ikhlas dan mengampuni masa lalu. Kepergian pasangan hidup menghadap kembali ke Tuhannya, kebangkrutan yang melanda usaha sudah selayaknya bisa diterima dengan lapang dada. Tak perlu disesali, apalagi sampai menimbulkan trauma yang tiada henti. Kalau sudah begitu kapan Anda bisa bahagia? Dia hanya menjadi impian tanpa pernah terwujud karena kesalahan Anda tak bisa memaafkannya.
Adjie Silarus dengan pawakannya yang tenang senantiasa menghimbau,"Ayo meditasi! Ampuni masa lalu Anda dan mulai sekarang berpikirlah bahwa Anda bahagia." Sudah selayaknya manusia bisa seperti bumi, selalu memaafkan apa yang diperbuat manusia terhadapnya. Lulusan Universitas Gajah Mada ini juga berkata bahwa manusia seyogyanya belajar menjadi seorang yang pemaaf. Tak ada gunanya mendendam. Masa lalu bukan sesuatu yang harus dibawa dalam setiap perjalanan hidup. Dia semestinya menjadi jalan pembuka di masa depan.
Sungguh, jangan biarkan trauma menjadi karat yang menggerogoti kesehatan fisik Anda. Menyerang seluruh organ vital Anda sehingga dia mendominasi hidup Anda. Lupakan masa lalu, siapkan tong sampah untuk membuang trauma. Jangan biarkan hidup Anda terasa sempit padahal dunia masih membentang luas untuk Anda jelajahi dan nikmati kemolekannya. Anda masih layah bahagia.
Bagaimana caranya? Kembali Indscript Creative dengan program Personal Branding Agency-nya menawarkan meditasi sebagai cara untuk mendapatkan kebahagiaan. Pun Adjie Silarus selalu menganjurkan agar Anda segera menuju keheningan dan merasakan aliran positif dalam pikiran. Bebaskan diri Anda dari masa lalu agar tidak menjadi beban jiwa.